Lagi-lagi aku harus ngobrolin tentang ML.
Huh, ML lagi ML lagi, ya sudahlah, kenyataannya eMeL bagi sebagian besar manusia adalah kebutuhan biologis yang memberi kenikmatan tiada tara, apalagi bagi mahasiswa, eMeL serupa ritual yang justru berdosa besar jika tak dilakukan. Whew, jangan ngeres dulu! ML di sini adalah akronim dari Makan Lalapan yang bagi sebagian besar warga kampus merupakan surga penyelamat mereka dari kanker ganas yang dapat melayangkan nyawa.
Hampir sepanjang jalan raya di Malang pun tak ubahnya kawasan Dago Bandung yang bertebaran warung-warung tenda, warung lalapan berjejer rapi, dengan gerobak penuh senyum harap-harap cemas, di antara sekian banyak warung lalapan itu, ada satu warung yang membuatku penasaran tak berkesudahan. Bermula dari cerita salah satu kawan, Henny yang selalu menceritakan penuh semangat 45 tentang warung lalapan langganannya, dia bilang jangan dulu mengaku penikmat sejati lalapan jika belum mampir ke Bu Racun, sambalnya ampun-ampun.